Ada banyak bisnis peternakan yang bisa membawa keuntungan. Salah satu yang menjanjikan adalah ternak sapi. Negara dengan iklim tropis sangat cocok melakukan peternakan sapi.
Apalagi, keperluan masyarakat Indonesia terhadap daging sapi cukup tinggi. Sayangnya peternak lokal belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini akhirnya membuat daging sapi menjadi mahal.
Tahukah kamu bahwa daging sapi di Indonesia ternyata harganya paling mahal? Satu kilogram daging sapi bisa mencapai Rp 120 ribu! Maka, bisnis dari ternak sapi bisa menjadi peluang yang menjanjikan.
Apalagi permintaan daging sapi di Indonesia akan terus ada terutama pada saat hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Namun, ada beberapa hal yang wajib kamu perhatikan bila ingin menjalankan bisnis ternak sapi ini.
Cara Ternak Sapi
Bisnis yang berhubungan dengan makhluk hidup memang tidak bisa sembarangan. Kamu wajib mengetahui teknik dan cara yang tepat untuk merawat sapi hingga mendapatkan hasil panen yang maksimal.
1. Memilih Jenis Sapi
Langkah awal dalam bisnis ternak sapi adalah dengan pemilihan jenis sapi. Kamu bisa memilih berdasarkan kebutuhan dan target pasar dari penjualan daging sapi. Berikut berbagai jenis sapi yang biasa dipakai.
Sapi Ongole
Sapi Ongole merupakan sapi asal India. Ia memiliki sifat yang mudah beradaptasi dengan iklim tropis. Ini menjadi salah satu jenis sapi yang cukup digemari oleh para pelaku bisnis daging sapi.
Namun, pertumbuhan sapi ini cenderung lambat. Sapi akan menjadi dewasa setelah berusia 4 sampai 5 tahun. Sapi ini juga terbagi atas dua jenis yaitu peranakan ongole dan Sumba Ongole.
Ciri-ciri dari sapi ini juga cukup khas. Warna kulitnya biasanya putih dan bagian kepala agak sedikit gelap mendekati abu-abu. Postur tubuhnya akan terlihat lebih panjang dengan leher pendek. Kaki juga terlihat panjang.
Sapi Limousin
Sapi Limosin atau Limousin merupakan jenis sapi yang pertama kali dikembangbiakkan di perancis. Sapi satu ini punya ukuran tubuh yang besar dan panjang dengan bulu coklat tua.
Di sekeliling mata dan lutut ke bawah berwarna sedikit terang.
Sapi Limosin jantan umumnya memiliki tanduk keluar yang sedikit melengkung. Jenis ini ternyata cukup memiliki nilai jual tinggi karena ada beberapa keunggulan.
Sapi jenis ini punya pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan jenis sapi yang lain. Ukuran badannya juga lebih besar dan dagingnya lebih banyak. Kualitas dagingnya juga baik dan cocok untuk dikonsumsi.
Waktu untuk menggemukkan sapi ini juga umumnya cepat dan pendek. Uniknya lagi, sapi ini bisa lebih tahan terhadap penyakit. Antraks menjadi salah satu jenis penyakit yang kerap menyerang sapi dan jadi masalah bagi ternak sapi.
Baca Juga: Ternak Ayam Kampung Beserta Tips Untuk Pemula
Sapi Brahman
Sapi jenis ini merupakan keturunan sapi Zebu. Brahman sendiri sebenarnya berasal dari India dan masuk ke Amerika pada 1849. Di Amerika, sapi Brahman ditingkatkan mutu genetiknya hingga akhirnya diekspor ke negara lain.
Jenis sapi ini masuk ke Indonesia sejak zaman penjajahan. Salah satu cirinya adalah berpunuk besar serta kulitnya longgar. Terdapat gelambir pada bawah leher sampai perut dengan banyak lipatan.
Bagian telinganya juga panjang dan berujung runcing. Sapi ini termasuk saingan dari sapi limosin. Karakteristiknya berukuran sedang hingga berat. Untuk jantan dewasa bisa berbobot 800 kilogram hingga 1 ton lebih.
Sapi Madura
Sapi Madura termasuk yang cukup diminati oleh para pelaku usaha. Meskipun ukurannya lebih kecil, jumlah dagingnya lebih banyak. Selain itu, dagingnya juga terkenal lebih empuk dan enak.
Jenis ini sebenarnya adalah persilangan antara sapi Bali dan sapi Zebu. Secara genetik, sapi ini tahan terhadap iklim panas dan berbagai serangan penyakit. Secara fisiologis, sapi ini punya postur kecil dengan kaki pendek dan kuat.
Sapi Madura memiliki bulu tubuh warna merah bata. Terdapat bulu dengan warna putih di bagian perut dan juga paha dalam. Bentuk tanduknya juga setengah melingkar dan melengkung ke arah depan di bagian ujung.
Variasi bobot tubuh sapi ini sekitar 300 kilogram. Namun bila proses perawatan yang tepat, sapi ini bisa mencapai lebih dari 500 kilogram. Meski kecil, sapi ini menjadi hewan ternak favorit banyak orang.
Sapi Bali
Salah satu jenis yang kerap dipakai ternak sapi adalah sapi Bali. Biasanya sapi ini berwarna coklat. Tapi warna tubuhnya bisa berubah menjadi gelap seiring dengan bertambahnya usia.
Tekstur dagingnya juga lebih lembut dan sedikit lemak. Maka tak heran bila sapi ini banyak penggemarnya. Sapi ini cocok dibudidayakan pada ketinggian di bawah 100 meter pdl misalnya di daerah Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi.
2. Lokasi Kandang Sapi
Pemilihan lokasi kandang menjadi hal penting. Secara umum, kandang sapi harus melindungi sapi dari perubahan cuaca dan iklim lokal. Biasanya suhu suhu sapi sekitar 38 sampai 39 derajat celcius.
Maka, lokasi ternak sapi jangan sampai bersuhu terlalu ekstrim. Bila ada di dataran panas, kandang sapi harus sedikit terbuka bila memang angin tidak terlalu kencang. Bila terlalu kencang harus ada tutupnya.
Sementara bila di daratan dingin sebaiknya gunakan kandang dengan dinding tertutup. Apalagi bila ditambah dengan angin kencang. Biasanya kandang tertutup ini juga diperuntukkan untuk anak sapi.
Baca Juga: Cara Ternak Kambing yang Menguntungkan untuk Pemula
3. Membuat Kandang Sapi
Untuk membuat kandang sapi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah satunya adalah ukuran. Selain bentuknya menyesuaikan cuaca, ukuran juga harus menyesuaikan dengan bentuk sapi.
Hal lain yang harus kamu perhatikan adalah kelengkapan dari peralatan kandang. Hal ini untuk menunjang kehidupan sapi itu sendiri Berikut beberapa kelengkapannya.
Tempat makan dan minum
Tempat pakan sebaiknya tidak dibuat dari bahan yang bisa melukai. Kamu bisa menggunakan kayu atau tembok. Sementara tempat minum bisa memakai ember plastik. Tempatnya harus dirancang supaya sisa pakan tidak berceceran.
Tempat tambat
Tempat ini merupakan tiang, tonggak atau palang untuk mengikatkan sapi. Hal ini bertujuan supaya sapi tidak banyak bergerak. Tempat ini harus disatukan dengan struktur kandang dan harus kokoh.
Peralatan kandang
Kamu juga wajib memperhatikan beberapa peralatan kandang yang dibutuhkan. Misalnya sekop yang berfungsi untuk mengaduk pakan serta membersihkan kotoran. Gunakan dua sekop yang berbeda ya untuk hal ini.
Berikutnya adalah garpu yang bertujuan untuk membersihkan kandang maupun mengaduk pakan. Kamu juga butuh sapu lidi dan selang untuk membersihkan kandang serta menyalurkan air.
Ember juga dibutuhkan untuk keperluan minum serta kebersihan seperti membersihkan kandang dan memandikan sapi. Siapkan pula sikat untuk memandikan sapi. Jangan lupa tali untuk membantu menjaga serta memindahkan sapi.
4. Pemilihan Bibit Sapi
Setelah sudah menyiapkan kandang, sekarang masuk ke dalam pemilihan bibit. Pastinya pemilihan bibit akan berpengaruh pada generasi sapi berikutnya. Maka, kamu wajib memilih bibit sapi yang berkualitas.
Ciri-ciri dari bibit sapi berkualitas harus memiliki ukuran badan dan kepala yang seimbang. Selain itu, leher sapi juga haus kekar dengan tulang punggung sejajar dan tidak bengkok.
Umur bibit biasanya berusia dua sampai tiga tahun. Sapi berusia dua tahun biasanya memiliki tanda gigi power sebanyak empat buah. Sapi di usia tersebut akan memiliki potensi untuk menambah berat badan.
Maka, pilih usia sapi yang pas sehingga bagus untuk dikembangkan. Kamu juga sebaiknya memilih sapi jantan. Bobotnya lebih besar dibanding betina. Ukuran sapi juga menjadi hal penting.
Ukuran bibit sapi ideal yaitu dengan tinggi 170 cm dengan pundak normal sekitar 135 cm. Berat badannya juga minimal 200 kilogram. Perhatikan bagian bulu sebab bulu sapi yang baik pendek dan juga tidak berminyak.
Bulu pada sapi yang bagus juga halus, tidak kusam dan juga cerah. Bentuk muka sapi biasanya panjang dengan bagian mata berbinar. Kamu juga wajib cek secara keseluruhan untuk menghindari sapi yang cacat supaya ternak sapi sukses.
5. Pemberian Pakan
Hal lain yang wajib diperhatikan adalah pemberian pakan. Pilih pakan yang berupa hijauan serta konsentrat. Beberapa jenis konsentrat yang kerap dipakai antara lain ampas tebu, ampas tahu, bekatul hingga kulit nanas.
Kamu juga bisa memakai konsentrat yang dibuat oleh pabrik pakan. Pemberian konsentrat ini harus diberikan terlebih dahulu untuk memberikan pakan mikroba rumen. Maka saat makan hijauan, mikroba rumen telah siap dan aktif.
Kebutuhan pakan kering atau hijauan pada sapi sekitar 2,5% dari badannya. Biasanya hijauan diambil dari daun jagung dan rumput liar. Bila ingin berkualitas tinggi gunakan rumput odot dan rumput gajah.
Pakan hijauan sebaiknya diberikan pada siang hari setelah pemerahan. Jumlahnya sekitar 30 sampai 50 kilogram setiap hari. Pakan rumput diberikan ke jantan 10% dengan pakan tambahan sebanyak 1-2%.
Sementara untuk sapi yang menyusui membutuhkan pakan tambahan sebanyak 25%, baik untuk konsentrat maupun hijauan. Pada sapi ini, hijauan sebaiknya ditambahkan kacang-kacangan serta tambahan air minum sebanyak 10%
6. Perawatan Sapi
Sebagai hewan ternak pastinya sapi membutuhkan perawatan rutin. Hal ini untuk menjaga agar perkembangannya baik. Salah satu perawatannya adalah dengan vaksinasi dan obat cacing. Hal ini penting bagi ternak sapi.
Setelah itu, bersihkan kotoran setiap hari dan jika memungkinkan sehari dua kali. Kebersihan kandang akan membuat sapi menjadi sejahtera dan bebas stres. Dengan begitu sapi terbebas dari penyakit.
Kebersihan memang hal yang utama dalam perawatan sapi khususnya ternak sapi. Maka, kamu juga wajib memandikan sapi. Lakukan sekitar satu sampai dua hari sekali. Caranya menggunakan sikat ke seluruh tubuh sapi sampai bersih.
Pelajari Juga: 5 Cara Ternak Ayam Petelur Bagi Pemula, Bisnis Untung Besar
7. Pemeliharaan Sapi
Hal penting dalam ternak sapi adalah pemeliharaan supaya sapi bisa menghasilkan daging yang bisa menjadi nilai jual tersendiri. Dalam proses pemeliharaan ini pastikan sapi dimasukkan ke dalam kandang.
Selain itu, pakan dan air minum sebaiknya tidak dibatasi. Gunakan pakan yang direkomendasikan yaitu hijauan dan konsentrat. Berikan obat cacing dan suplemen dengan teratur supaya menjaga daya tahan tubuh dan bikin nafsu makan.
Biasanya para pelaku usaha akan melakukan proses penggemukan. Maka dibutuhkan suplemen yang tepat. Jika ingin melakukan penggemukan, pastikan suplemen terbuat dari bahan organik.
8. Masa Panen dan Pemasaran
Masa panen biasanya bila sapi sudah cukup dewasa. Proses pemotongan bisa dilakukan sendiri maupun bekerja sama dengan rumah potong. Nah, kamu bisa memanfaatkan momen hari besar untuk mendapatkan keuntungan berlebih.
Setelah sukses mendapatkan daging terbaik pastinya kamu jangan sampai salah dalam hal memasarkan. Daging yang baik tanpa proses pemasaran yang baik akan sama saja. Maka, berikut beberapa trik pemasaran yang tepat.
Daging untuk Kebutuhan Sehari-Hari
Teknik pemasaran yang pertama adalah untuk memenuhi kebutuhan daging sehari-hari. Biasanya ini sapi dengan bobot 400 kilogram yang akan dipakai. Satu ekor biasanya akan dihabiskan oleh satu pedagang di pasar tradisional.
Kamu bisa berjualan langsung daging tersebut di pasar atau memasok ke pedagang lagi. Sekarang ada banyak pedagang daging secara online. Maka, kamu bisa memanfaatkan teknologi ini supaya untung saat ternak sapi.
Daging untuk Industri
Bila kamu punya jaringan yang luas, maka kamu bisa menjual daging sapi ke industri seperti restoran dan rumah makan. Cara pemasaran ini sebenarnya bisa lebih untung karena sudah ada pelanggan pasti.
Namun kamu harus berhati-hati karena biasanya restoran atau industri lainnya seperti hotel akan menawar di bawah harga pasar. Kamu harus mempertimbangkan untung ruginya sebelum memberikan harga terbaik.
Daging untuk Momen Tertentu
Salah satu momen yang cukup menguntungkan ternak sapi adalah pada saat Idul Fitri. Pastinya harganya lebih tinggi dan sapi yang dibutuhkan biasanya dengan bobot di atas 500 kilogram.
Selain lebaran, momen Idul Adha juga menjadi salah satu cara pemasaran yang bisa dipakai. Harganya pasi sangat tinggi. Ingat bahwa masyarakat membutuhkan sapi dengan bobot 300 kilogram dan sapi harus jantan, dewasa dan sempurna.
Analisa Usaha Ternak Sapi
Jika kamu berminat untuk melakukan ternak sapi, ada baiknya melakukan analisa usaha terlebih dahulu. Ingat bahwa usaha ini membutuhkan modal besar dan tidak bisa langsung untung.
Kamu perlu sabar dan menyiapkan modal untuk membeli bibit unggul, membuat kandang hingga merawat sapi. Nah, kira-kira berapa ya jumlah modal yang dibutuhkan untuk usaha ini serta keuntungan?
1. Modal Usaha
Untuk membeli bibitnya sekitar Rp 7 juta per ekor. Bila memelihara 6 ekor berarti membutuhkan Rp 42 juta. Pembuatan kandang sapi sekitar Rp 6,5 Juta dengan sewa lahan peternakan sekitar Rp 4 juta setahun.
Kamu juga membutuhkan peralatan seperti pembersih hewan, tempat minum dan peralatan lain sekitar Rp 1 juta. Jika ditotal, kamu membutuhkan modal sekitar Rp 53 sampai Rp 54 juta.
2. Biaya Operasional
Pastinya kamu membutuhkan biaya operasional ternak sapi sehari-hari misalnya perawatan kandang hingga penyusutan fungsi alat. Anggap saja kamu membutuhkan dana sekitar Rp 2 juta.
Tak sampai situ saja, kamu juga membutuhkan biaya penggemukan sapi misalnya membeli makanan tambahan, vaksin sapi, minuman sapi hingga obat. Kamu juga harus menghitung air dan listrik. Bila ditotal mencapai Rp 7 juta.
3. Keuntungan Ternak Sapi
Sekarang saatnya menghitung keuntungan dari bisnis ini. Sapi biasanya dipelihara 6 bulan sampai akhirnya dipotong. Bila mempunyai 6 ekor dan dijual seharga Rp 21 juta maka pendapatan mencapai angka Rp 126 juta.
Selain itu, kamu juga bisa menjual kotoran sapi. Jika dihitung 18 kilogram per hari x 180 hari x Rp 1.500 per kilogram, maka kamu mendapatkan Rp 4,8 jutaan. Nah sekarang bila dihitung modal awal dan biaya operasional mencapai Rp 62 jutaan.
Baca Juga: 5 Cara Ternak Bebek Pedaging, Modal Kecil untuk Pemula
Untuk menghitung keuntungan ternak sapi, kamu tinggal mengurangi pendapatan dari hasil panen dan kotoran sapi dengan biaya modal dan operasional. Bila dihitung keuntungan mencapai Rp 70 juta setelah 6 bulan.
Bisnis tampak membawa keuntungan besar bukan? Tapi kamu perlu diingat bahwa modal dan proses merawatnya cukup panjang. Jika mau berbisnis, kamu perlu lebih sabar dan telaten dalam merawat sapi.
Leave a Reply